Kamis, 14 Mei 2009

Partai Gerindra

Diposting oleh Achmad


Jakarta - Gerindra menyangkal walk out dari rapat pleno KPU tadi malam dikarenakan sakit hati kehilangan kursi dari 30 menjadi 26. Gerindra mengaku hanya mengeluhkan cara penghitungan kursi KPU yang tidak profesional."Saya pikir KPU bukan anak TK atau SD dan tahu mekanisme penetapan suara," tutur Wasekjen Gerindra, Abdul Harris Bobihoe, saat mengunjungi Gedung KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (14/5/2009).Abdul kembali menegaskan bahwa aksi "kabur" gerindra bukan karena partainya kehilangan 4 kursi DPR. Undangan KPU, menurutnya, hanya untuk konsultasi saja, bukan menentukan jumlah kursi DPR."Kenapa kami walk out, ini rapat tidak jelas, kami tidak menolak pengurangan kursi, mari kita tegakkan aturan main, " tutur Harris yang mengenakan baju kotak-kotak biru ini.Menurutnya, seharusnya KPU mengundang semua parpol peserta pemilu. Dengan demikian hasil perhitungan kursi dapat dipertanggungjawabkan karena sudah disetujui semua parpol."Rapat pleno KPU harus dihadiri semua parpol, jangan cuma 9 parpol. Jangan negosiasi sendiri untuk merubah jumlah kursi," imbuhnya.Oleh karena itu Gerindra berencana meminta diadakan pleno ulang khusus untuk membahas dan menetapkan jumlah kursi parpol di senayan."Kami minta pleno lagi dengan peserta pemilu 38 parpol diundang," tutur Harris.Harris kemudian menyampaikan rencana partainya untuk membawa masalah ini ke Mahkamah Agung (MA) apabila Bawaslu sebagai pengawas pemilu tidak merespons masalah carut-marut penetapan kursi DPR."Kalau Bawaslu tidak menindak kami akan melaporkan ke MA, karena MK sudah menutup pintu. Saya pikir ini pelanggaran terhadap perhitungan suara," pungkasnya.( van / nrl )

0 komentar:

Posting Komentar